Frekuensi bayi buang air kecil seringkali menjadi ukuran kecukupan kebutuhan bayi. Namun, jika anak jarang buang air kecil, apakah ini berarti kebutuhannya tidak terpenuhi? Simak penjelasan di bawah ini tentang penyebab dan cara mengatasi bayi yang jarang buang air kecil.
Kenali penyebab bayi jarang untuk buang air kecil
Kandung kemih bayi mengandung sekitar 30-40 ml urin, sehingga ia akan cukup sering buang air kecil. Jika bayi mendapatkan cukup cairan, baik dari ASI maupun susu formula, ia akan buang air kecil minimal 6-8 kali sehari.
Jika tidak ada, ini mungkin menunjukkan adanya kondisi tertentu. Buang air kecil yang tidak teratur pada bayi tidak boleh dianggap enteng karena bisa berbahaya. Berikut ini adalah beberapa penyebab bayi baru lahir jarang buang air kecil.
Dehidrasi
Dehidrasi atau kekurangan cairan adalah suatu kondisi dimana bayi tidak mendapatkan ASI atau tidak mendapatkan cairan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya.
Kekurangan cairan adalah penyebab paling umum bayi jarang buang air kecil.
Sekitar 75% dari tubuh bayi terdiri dari air, yang merupakan komponen dari setiap sel tubuh. Normalnya, bayi bisa kehilangan air melalui buang air besar atau kecil, berkeringat, menangis bahkan bernapas.
Penyumbatan Saluran Kemih
Urine mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui ureter. Kondisi ini dapat berkisar dari cacat lahir pada saluran kemih hingga spina bifida.
Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal juga bisa menjadi penyebab bayi jarang untuk buang air kecil. Kasus-kasus ini biasanya terjadi pada bayi berat lahir sangat rendah, bayi setelah operasi jantung bawaan, bayi dengan dukungan kehidupan ekstrakorporeal, dan bayi dengan depresi perinatal.
Obat-obatan yang Dikonsumsi Ibu
Dalam penelitian, salah satu penyebab penyakit ginjal pada bayi diketahui adalah penggunaan narkoba pada ibu hamil. Kondisi ini juga bisa menyebabkan bayi lebih jarang buang air kecil.
Beberapa wanita hamil mungkin terpaksa minum obat karena kondisinya. Obat-obatan seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dikonsumsi selama kehamilan. Karena itu, sangat penting untuk tidak minum obat apa pun selama kehamilan. Minum obat seperti yang disarankan oleh dokter Anda. Kehamilan memang berarti Anda memiliki keterbatasan dalam penggunaan obat-obatan. Namun, jika perlu, dokter tentu akan mempertimbangkan segala risiko dan manfaatnya.