Kala keluarga politisi Afrika Selatan serta penggerak anti- Apartheid Tony Yegeni ikut serta dalam pemotongan ritual buat seremoni eliminasi konvensional, perihal itu mengakibatkan banyak polemik hal hak- hak binatang serta aplikasi adat.
Praktek pemotongan ritual dengan cara mencengangkan berawal dari Yunani. Dewa- dewa khusus dipersembahkan persembahan dalam wujud binatang persembahan buat tujuan meredakan para dewa yang mencari ajakan serta bantuan. Praktek ini hingga ke Bulu halus serta dibuktikan lebih lanjut dalam Alkitab oleh kanak- kanak Israel.
Pertumpahan darah ditatap selaku persembahan dari satu kehidupan buat yang lain, sebab kehidupan dimengerti tercantum dalam darah. Kala seekor binatang dipersembahkan buat persembahan, lebih dahulu ialah aplikasi kalau orang yang lebih berumur ataupun perwakilan keluarga yang profesional melaksanakan ataupun melakukan pemotongan ritual. Ini berarti kalau binatang itu diperlakukan sesensitif bisa jadi dalam kondisi yang parah. Meluhurkan binatang dikira meluhurkan kakek moyang.
Pada dikala itu, binatang cuma disembelih buat keramaian seukuran orang semacam perkawinan, kelahiran anak pria, serta pasti saja buat persembahan pada kakek moyang. Daging disantap beberapa besar sepanjang acara- acara itu serta tanpa keramaian itu keluarga bertahan hidup lewat pertanian organik subsisten. Santapan kuncinya terdiri dari susu, aci santapan, sayur- mayur, kacang- kacangan serta biji- bijian.
Kala komersialisasi serta industrialisasi menata kemajuan cepat di Afrika, suatu gaya mulai mengganti pola mengkonsumsi serta standar santapan warga. Ironisnya, para owner peliharaan lalu menjaga peliharaan mereka buat pertanian serta pemotongan ritual serta bukan buat mengkonsumsi wajar tiap hari, apalagi kala pola makan mereka berpindah ke pola makan yang lebih berplatform daging. Daging bonus itu berasal dari gembala yang memakai hormon perkembangan serta materi kimia yang lain, santapan hewani anorganik, tata cara pemotongan yang kejam serta pengasingan kotoran pabrik yang tidak legal.
Sepanjang bertahun- tahun perbincangan sudah beralih dari pembenaran ritual pemotongan dengan metode pemotongan binatang sedemikian muka alhasil binatang itu tidak mengidap. Jadi fokusnya beralih ke pemeliharaan binatang saat sebelum serta sepanjang ritual pemotongan. Tidak terdapat jumlah keluhan yang hendak mengakhiri ataupun menghalangi jumlah pembunuhan sepanjang ritual itu dikira selaku bagian dari pengenalan adat serta ialah bagian dari pertahanan akhlak aplikasi konvensional atas bawah adat.